5 Cara Menciptakan Budaya Organisasi Yang Sehat

Budaya Organisasi Yang Sehat

Tahukah kalian bahwa sering kali permasalahan di tempat kerja adalah soal budaya organisasi yang berbeda dengan value yang dimiliki oleh masing-masing karyawannya.

Oleh karena itu, ketika kalian berada di lingkungan yang keruh, tentu saja sangat penting untuk membentuk budaya yang positif sehingga kamu tetap bersemangat saat bekerja. Selain itu, gesekan yang terjadi dengan budaya organisasi menyebabkan angka turn over karyawan cukup tinggi.

Pasti akan banyak sekali karyawan saat merasa tidak cocok dengan budaya perusahaan saat ini dia akan memilih untuk berpindah ke perusahaan yang lain.

Hal tersebut pernah saya alami, sehingga tidak ada salahnya dong saya berbagi pada artikel kali ini. Apalah arti posisi kita sebagai karyawan yang hanya butiran detergen saja. Ya, fakta itulah yang harus kita terima sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan.

Kita memang tidak punya kekuatan untuk mengubah budaya di sebuah perusahaan terlebih apabila perusahaan tersebut sudah berdiri dalam jangka waktu yang cukup lama serta, yang mana budaya tersebut sudah mendarah daging.

Budaya Organisasi Yang Sehat

Hal tersebut diperparah dengan masa kerja karyawan yang juga sangat lama, bahkan hampir menyamai usia perusahaan itu sendiri. Lalu apa yang dapat kita lakukan?

Kita memang tidak bisa melakukan banyak hal terkait dengan budaya di sebuah perusahaan. Namun, apakah mungkin ketika mengalami ketidakcocokan kita hanya beberapa hari saja masuk kerja? Tentu saja tidak mungkin.

Oleh karena itu, kita harus menciptakan 1001 cara agar dapat bertahan paling tidak menghabiskan masa probation atau masa kontrak di perusahaan tersebut. Nah, salah satunya adalah dengan menciptakan budaya organisasi yang sehat minimal di dalam unit kerja sobat Glidik.

1. Bersikap Terbuka Dengan Sesama Karyawan Di Dalam Tim

Bersikap terbuka dengan sesama karyawan sangat diperlukan terutama dalam hal menerima kritik dan saran. Jika rekan RuangPegawai termasuk koordinator di dalam tim, tidak ada salahnya untuk membuat agenda meeting secara berkala di dalam internal. Anggap saja agenda tersebut dilakukan selama 2 minggu sekali.

Menurut saya cara ini cukup efektif terutama apabila kamu memiliki tim kerja yang berinisiatif. Memberikan mereka kelonggaran dalam hal pekerjaan, namun tetap terkontrol dengan mengadakan meeting secara berkala. Sehingga sebagai koordinator kamu tidak perlu terlalu banyak bertanya pada anggota tim sudah membuat pekerjaan sampai pada tahap apa.

Intinya adalah tidak peduli bagaimana cara mereka bekerja, yang penting adalah mereka dapat memenuhi target yang telah ditetapkan. Hal ini cukup efektif dan membuat karyawan tipe fleksibel yang berinisiatif tinggi untuk bertahan meskipun dalam kondisi organisasi yang berantakan.

2. Menentukan Aktivitas Organisasi Yang Terarah

Nah, budaya organisasi memang susah-susah gampang. Banyak sekali terjadi pada perusahaan keluarga, di mana keputusan sangat bergantung pada owner atau dalam hal ini adalah pemilik perusahaan. Percaya atau tidak, seringkali owner memiliki permintaan yang tidak beraturan. Kadang hari ini minta A, besok sudah minta B, atau mungkin beberapa minggu ke depan sudah minta C. Hal ini sering kali membuat suasana kerja menjadi kurang nyaman.

Tips yang dapat saya berikan adalah selalu mencatat semua kronologi, serta berusaha memberikan pertimbangan kepada owner mengenai project yang diberikan oleh beliau. Lakukan negosiasi dengan memberikan apa saja yang dibutuhkan, dampak, data, gambaran kondisi lapangan, sehingga owner juga dapat ikut serta melakukan pertimbangan. Hal itulah untuk tidak selalu berkata ya kepada owner, melakukan negosiasi itu penting.

Baca juga :   Mengenal Budaya Organisasi Sebelum Berkarir Di Bidang HR

Apabila kamu merupakan seorang koordinator di dalam tim, usahakan meskipun ada badai dari owner, kamu tetap dapat menentukan aktivitas kerja terlebih target kerja yang jelas, sehingga anggota tim mu akan merasa nyaman dalam bekerja.

3. Berusaha Untuk Memfasilitasi Karyawan

Memfasilitasi karyawan bukan berarti harus memenuhi kebutuhan mereka seperti peralatan kerja, atau membiayai training, dan sebagainya. Memfasilitasi adalah dengan mendengarkan kebutuhan mereka apabila ada hal yang dapat kamu lakukan, maka lakukan sesuatu.

Mengapresiasi karyawan dengan pujian atau dengan memberikan mereka kepercayaan penuh juga merupakan salah satu cara mereka akan menghargai organisasi tempatnya bekerja. Berikan mereka kebebasan untuk mengikuti training di luar kantor, meskipun mereka mengikuti dengan biaya sendiri.

Berusaha untuk mengadakan training internal yang dapat membantu anggota tim untuk mengatasi kesulitan mereka dalam bekerja.

4. Menjalankan Program Secara Konsisten

Menerapkan budaya yang sehat di dalam organisasi memang tidak mudah, namun dengan keterbukaan terhadap kondisi yang dialami kepada anggota tim dapat mengajak anggota tim untuk turut serta mendukung program yang telah ditetapkan.

Menerapkan program kerja di dalam unit kerja secara konsisten sangat diperlukan agar unit kerja dapat mencapai target sekaligus menciptakan iklim kerja yang nyaman. Semakin jelas arah kerja di dalam unit, tentu akan membuat anggota tim dapat mengembangkan kreativitas untuk membuat perencanaan kerja secara matang dan melakukan improvement sehingga hasil kerja yang diberikan optimal.

5. Menjaga Komunikasi

Menjaga komunikasi bukan berarti selalu menanyakan progres pekerjaan anggota tim setiap saat. Menjaga komunikasi dalam hal ini adalah menyampaikan kabar terkini terkait dengan kondisi organisasi. Selain itu juga menyampaikan segala program kerja untuk jangka waktu ke depan sehingga anggota tim dapat ikut serta mendukung program kerja uang diberikan maupun dapat mempersiapkan diri dalam mencapai target kerja bersama.

Jangan pernah melakukan dengan mengambil keputusan di dalam tim, namun tidak mengkomunikasikan kepada anggota tim. Hal tersebut akan menurunkan 30%-70% kepercayaan mereka.

Baca juga : Komunikasi Penting, Tips Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Ini Akan Membantu Anda

Dampaknya adalah mereka akan mulai malas bekerja, tidak memperhatikan hasil kerja, tidak memberikan progress secara mandiri, bahkan beberapa ada yang memunculkan sikap pembangkang. Tentu saja hal ini akan membuat iklim organisasi menjadi semakin tidak sehat.

Nah, demikianlah usaha yang dapat kita lakukan saat terjebak di dalam lingkungan organisasi yang tidak sesuai dengan value masing-masing. Bukan berarti kita harus bekerja dengan perasaan sedih, penuh dengan tekanan, namun dengan menciptakan budaya organisasi yang sehat di dalam unit kerja kita, paling tidak kita akan merasa sedikit lebih nyaman.

Sehingga kita tidak mencemari catatan kerja dengan masa kerja yang tidak sesuai dengan perjanjian kerja. So, akhir kata tetap bersemangat, memperoleh lingkungan kerja yang tidak sesuai value bukan berarti dunia akan berakhir.

Anda tetap bisa berkarya, tetap bisa belajar, mari tetap bertahan untuk selalu positif dan belajar dimana pun kita semua bekerja.

Originally posted 2021-09-20 14:40:23.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *