Stop! Jangan Kerja Merantau ke Jakarta Lagi

Jangan Kerja Merantau ke Jakarta Lagi

Bagi anak daerah, kerja merantau ke Jakarta jadi mimpi tersendiri. Apalagi kalau melihat orang yang terlebih dulu merantau dan mereka sudah sukses. Pasti akan ada harapan untuk mengikuti jejaknya.

Kata orang daerah, kalau ingin mencari uang dengan cepat itu kerja ke Jakarta. Di sana kerja apa saja bisa gampang dapat uang, beda kalau kerja di daerah.

Stigma ini memang tidak salah, tetapi tidak bisa berlaku untuk semua orang. Orang yang punya pengalaman dan keterampilan tentu akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang bagus di Jakarta dibanding orang yang hanya lulusan SMP/SMA tanpa keterampilan apa pun.

Dan kita harus mau membuka mata lebih lebar lagi, kalau di Jakarta itu banyak orang susah cari kerja. Penghasilannya pun juga sedikit. Padahal mereka orang asli Jakarta. Lantas apakah kita yang dari daerah (luar Jakarta) akan punya jaminan sukses di Jakarta? Belum tentu!

Mengapa Jangan Kerja Merantau Ke Jakarta Lagi?

Bisa bekerja merantau ke Jakarta memang jadi pilihan yang menarik bagi beberapa orang. Karena mereka beranggapan peluangnya lebih beragam dibanding tetap mencari kerja di daerah.

Akan tetapi, ada beberapa alasan mengapa Anda jangan merantau ke Jakarta lagi.

1. Biaya Hidup Mahal

Jika dibandingkan dengan hidup di daerah, biaya hidup di Jakarta jauh lebih tinggi. Biaya sewa tempat tinggal, transportasi, makanan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya juga lebih mahal.

“Lhoh kan di Jakarta nanti penghasilannya besar?”

Ya kalau Anda mendapatkan penghasilan besar, kalau penghasilannya sedikit dan pas buat biaya hidup saja gimana? Padahal Anda punya tanggung jawab untuk menyisihkan buat orang di kampung halaman. Belum lagi Anda harus punya tabungan.

Ada yang bilang biaya hidup di Jakarta itu tergantung gaya hidup masing-masing orang. Ya kalau tidak gengsi dan ikut gaya hidup mayoritas orang di Jakarta pasti aman.

Ya silakan dibuktikan.

Mungkin Anda bisa hidup sederhana di Jakarta, tetapi Anda tidak bisa menikmati hidup di Jakarta. Karena ada beberapa faktor alasan lain.

2. Kemacetan Dimana-mana

Jakarta sudah terkenal dengan macetnya. Lalu lintas sangat padat dan parah kondisinya. Ya meskipun saat ini sudah banyak transportasi umum, tetapi itu belum bisa mengatasi.

Di Jakarta Anda harus benar-benar menghargai waktu. Anda tidak bisa santai-santai seperti saat di daerah. Misalnya saja ketika di daerah Anda hanya butuh waktu 30 menit untuk perjalanan sekitar 20 KM, di Jakarta Anda mungkin butuh waktu 1-2 jam untuk jarak yang sama.

Wajar jika para karyawan-karyawan di Jakarta mulai berangkat sejak pukul 06.00 bahkan ada yang dari jam 05.00 sudah berangkat, padahal masuknya jam 08.00. Belum lagi kalau jam pulang kantor. Sampai rumah bisa di atas jam 19.00.

Jangan kaget kalau di Jakarta hidupnya habis di kantor dan di jalan.

Kondisi seperti ini lama-lama akan membuat stres dan masalah kesehatan yang serius.

3. Masalah Polusi dan Kesehatan Lingkungan

Memang benar, Jakarta menawarkan banyak peluang dan gemerlap bagi para perantau. Namun, di balik gemerlap itu, terdapat bahaya tersembunyi yang mengintai kesehatan, yaitu polusi udara. Tingginya tingkat polusi di Jakarta dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan, alergi, dan bahkan penyakit kronis. Bagi yang memiliki riwayat kesehatan pernapasan, tinggal di Jakarta dapat memperburuk kondisi Anda.

Polusi udara di Jakarta bukan hanya masalah asap kendaraan, tetapi juga asap pabrik, debu, dan emisi dari berbagai sumber lainnya. Hal ini diperparah dengan kondisi geografis Jakarta yang dikelilingi oleh bangunan tinggi, sehingga polutan terperangkap dan sulit untuk bersirkulasi.

Dampak polusi udara tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Tingginya polusi udara dapat meningkatkan stres dan kecemasan, serta menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Bagi yang ingin merantau ke Jakarta, penting untuk mempertimbangkan faktor ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi diri dari polusi udara. Gunakan masker yang berkualitas, hindari aktivitas di luar ruangan saat polusi tinggi, dan perbanyak konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan.

4. Berdesakan dan Terbatasnya Ruang

Jakarta bukan hanya kota metropolitan, tetapi juga kota metropolitan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini mengakibatkan ruang hidup yang terbatas, polusi suara yang tinggi, dan kesulitan untuk menemukan ketenangan.

Bayangkan, Anda harus berdesakan dengan jutaan orang setiap hari, baik di jalanan, transportasi umum, maupun tempat tinggal. Suara bising kendaraan dan aktivitas manusia yang tiada henti dapat membuat Anda stres dan sulit untuk fokus.

Baca juga :   "Membantu", Motivasi Dalam Bekerja Yang Paling Dalam

Bagi yang terbiasa dengan suasana tenang dan pedesaan, tinggal di Jakarta dapat menjadi sebuah penyesuaian yang berat. Anda mungkin akan merasa terasing dan sulit untuk menemukan tempat untuk bersantai dan melepas penat.

Jika Anda menginginkan gaya hidup yang lebih tenang dan ruang hidup yang lebih luas, Jakarta mungkin bukan pilihan yang tepat. Pertimbangkan kota lain yang menawarkan suasana yang lebih tenang dan ruang hidup yang lebih nyaman.

5. Kualitas Hidup yang Menurun

Meskipun banyak peluang di Jakarta, kualitas hidup di kota ini perlu dipertimbangkan. Tingginya tingkat stres, polusi, dan kepadatan penduduk dapat menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Pikirkan tentang apa yang penting bagi Anda dalam hidup. Apakah Anda ingin hidup dengan stres yang tinggi dan dikelilingi oleh jutaan orang? Atau Anda ingin hidup dengan lebih tenang dan memiliki waktu untuk diri sendiri dan orang-tercinta?

6. Kerinduan pada Alam di Tengah Beton

Di tengah hiruk pikuk Jakarta, ruang terbuka hijau bagaikan oase di padang pasir. Sayangnya, Jakarta memiliki keterbatasan ruang terbuka hijau dan fasilitas rekreasi. Hal ini dapat memengaruhi gaya hidup dan kesejahteraan penduduk yang menginginkan akses lebih baik ke alam dan area terbuka untuk berolahraga, bersantai, dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Bayangkan, Anda harus menghabiskan hari-hari Anda di antara gedung-gedung pencakar langit dan jalanan yang penuh dengan kendaraan. Anda merindukan untuk merasakan angin segar, menghirup udara bersih, dan melihat hijaunya pepohonan. Namun, hal ini sulit untuk dilakukan di Jakarta.

Keterbatasan ruang terbuka hijau di Jakarta dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti stres, depresi, dan obesitas. Kurangnya aktivitas fisik dan interaksi dengan alam dapat menurunkan kesehatan fisik dan mental penduduk.

7. Persaingan Pekerjaan yang Ketat

Banyak orang berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan persaingan yang sangat ketat di pasar tenaga kerja. Tidak semua orang yang merantau ke Jakarta dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan kualifikasi mereka.

Anda mungkin memiliki kualifikasi yang tinggi dan pengalaman yang mumpuni. Namun, di Jakarta, Anda harus bersaing dengan jutaan orang lain yang memiliki kualifikasi yang sama. Hal ini dapat membuat Anda frustrasi dan putus asa.

8. Kekerasan Sosial dan Keamanan

Seperti di kota-kota besar lainnya, Jakarta juga memiliki tingkat kriminalitas yang cukup tinggi. Hal ini dapat membuat sebagian orang merasa tidak nyaman dan khawatir tentang keamanan pribadi mereka di kota ini.

Bayangkan, Anda harus berjalan kaki di malam hari dengan rasa waspada dan takut. Anda harus selalu berhati-hati dan menjaga barang-barang berharga Anda agar tidak dicuri. Hal ini dapat membuat Anda stres dan tertekan.

9. Jauh dari Keluarga dan Akar Budaya

Merantau ke Jakarta berarti meninggalkan keluarga, teman, dan lingkungan budaya yang familiar. Bagi sebagian orang, hal ini dapat menimbulkan rasa rindu kampung halaman dan kesulitan beradaptasi dengan budaya baru di Jakarta.

Bayangkan, Anda harus merayakan hari raya dan momen spesial sendirian di Jakarta. Anda merindukan kehangatan keluarga dan keramahan kampung halaman. Hal ini dapat membuat Anda merasa kesepian dan sedih.

10. Stres dan Kesehatan Mental

Hidup di kota besar seperti Jakarta dengan segala hiruk-pikuknya dapat mengakibatkan tingkat stres yang tinggi dan masalah kesehatan mental bagi sebagian orang. Hal ini perlu dipertimbangkan bagi yang memiliki riwayat kesehatan mental atau yang menginginkan ketenangan dalam hidup.

Anda harus menghadapi tekanan pekerjaan, persaingan yang ketat, dan polusi udara setiap hari. Hal ini dapat membuat Anda stres, cemas, dan depresi.

Menimbang Matang-matang Sebelum Merantau ke Jakarta

Merantau ke Jakarta bukan untuk semua orang. Sebelum memutuskan untuk merantau ke Jakarta, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor di atas dan menimbangnya dengan matang. Pikirkan tentang apa yang Anda inginkan dalam hidup dan apakah Jakarta dapat membantu Anda mencapai tujuan tersebut.

Pertanyaan penting yang perlu Anda siapkan jika Anda memang ingin merantau ke Jakarta adalah “Mau sampai kapan Anda di Jakarta?”

Karena banyak perantau yang sebenarnya ketika sudah di sana mereka ingin pulang ke kampung halaman, tetapi karena faktor pekerjaan dan takut mendapatkan pekerjaan yang tidak lebih baik seperti di Jakarta akhirnya membuatnya untuk tetap bertahan di sana.

Ada banyak kota lain di Indonesia yang mungkin lebih cocok untuk Anda dan menawarkan kualitas hidup yang lebih baik. Mungkin Anda perlu mempertimbangkan itu.

Penting untuk diingat bahwa keputusan untuk merantau ke Jakarta atau tidak sangat subjektif dan tergantung pada preferensi dan kebutuhan individu. Beberapa orang mungkin berhasil menemukan kesuksesan dan kebahagiaan di Jakarta, sementara yang lain lebih memilih lingkungan yang lebih tenang dan santai di daerah lain.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *