Stigma Buruk Dari Masyarakat Tentang Pekerjaan

Stigma Pekerjaan
Foto : Alexas Fotos via Pixabay.com

RuangPegawai.com – Di Indonesia isu permasalahan soal pengangguran, dan sulitnya mendapatkan pekerjaan masih banyak ditemui di beberapa kalangan. Apakah ini kesalahan dari industri perusahaan di Indonesia yang kurang memberikan ruang kebebasan untuk calon pegawai? Atau kah memang dikarenakan kekurangan dari SDM yang ada?

Jika diperhatikan, faktor dari SDM memang menjadi salah satu pengaruh terbesarnya. Selain skill, juga ada satu yang membuat seseorang menjadi kalah bersaing di dunia kerja, yaitu Stigma.

Stigma (cara pandang, mindset) ini sesuatu yang tidak terlihat namun memiliki dampak yang luar biasa bagi seseorang.

Dampaknya akan positif, jika stigma yang dimiliki juga positif, begitu pula sebaliknya.

Nah, kali ini RuangPegawai.com ingin berbagi sedikit tentang beberapa stigma yang tumbuh dari masyarakat tentang sebuah pekerjaan. Stigma ini bisa saja menjadi penghambat kesuksesan seorang pegawai dalam bekerja. Silahkan di simak…

#1 Bekerja ke kota besar (merantau) adalah cara cepat agar mendapatkan uang

Masih banyak masyarakat khusus kalangan bawah dan pedesaan yang menyuruh anaknya, saudaranya, atau kerabatnya untuk bekerja ke luar kota (kota besar), seperti Jakarta. Harapannya dengan bekerja di sana nanti cepat dapat kerja dan tentunya uang yang besar.

Tidak penting mau bekerja sebagai apa, yang penting bekerjalah ke kota-kota besar tersebut.

Stigma seperti ini sebaiknya mulai dihapus dari benak Anda. Karena bekerja di luar kota (kota besar) tidak menjamin mendapatkan kehidupan yang layak dan mapan seperti apa yang diharapkan. Bahkan banyak perantau yang enggan pulang karena merasa malu atau gengsi karena belum merasa ‘sukses’ di perantauan.

Selain itu, stigma ini juga akan berdampak pada ketimpangan sosial masyarakat di daerahnya. Anak-anak muda yang sebenarnya berbakat justru keluar dari daerahnya dan pergi ke kota-kota besar. Akhirnya daerahnya sendiri tidak bisa berkembang karena ditinggal anak-anak muda berbakat.

Solusinya adalah bekerjalah di tempat yang tepat. Tempat yang tepat itu tidak harus ke luar kota. Jika merasa di daerahnya belum ada yang tepat, ya itu wajar karena banyak orang-orang berbakat malah keluar dari daerahnya.

Baca juga :   Mengenal Profesi WordPress Developer & Keahlian yang Dibutuhkan

Cobalah untuk mengembangkan diri di daerahnya sendiri.

Baca juga : Jika Kamu Akan Merantau ke Jakarta, Tips Ini Akan Membantumu

#2 Bekerja itu ya harus jadi PNS kalau mau mapan

Banyak juga stigma masyarakat yang menilai kemapanan dalam bekerja itu jika sudah bekerja menjadi seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil). Jika ada yang berdagang atau menjadi pegawai swasta, masih dipandang sebelah mata.

Salah satu alasan mengapa PNS dipandang sebagai profesi yang mapan bagi sebagian masyarakat adalah karena nanti mendapatkan jaminan hari tua (gaji pensiun). Dan gaji per bulan tetap.

Tapi perlu diketahui, jika ingin mendapatkan jaminan hari tua, sebenarnya menjadi pegawai swasta pun bisa. Tinggal bagaimana mengelola keuangannya. Faktanya banyak juga pegawai swasta yang lebih mapan daripada pegawai negeri. Bahkan beberapa orang mengatakan kalau ingin kaya jangan jadi pegawai negeri.

Soal pegawai negeri dan swasta ini pernah diulas di tulisan sebelumnya. Sila baca : Plus Minus Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta!

#3 Kalau kerja itu cari yang perusahaannya sudah berupa PT

Biasanya stigma ini tumbuh di kalangan masyarakat bawah. Di mana mereka menganggap bahwa jika sudah bekerja di perusahaan Perseroan Terbatas (PT) merasa lebih berharga dibanding bekerja di CV.

Mereka merasa dengan bekerja di PT akan mendapatkan imbalan yang lebih besar, jaminan yang banyak dan tentunya meningkatkan harga diri. Padahal itu tidak selamanya benar. PT atau CV itu hanya sebuah legalitas manejemen perusahaan saja.

Justru yang harus menjadi pertimbangan masyarakat adalah bagaimana iklim di perusahaan tersebut. Sekarang ini pun banyak PT yang kurang memperhatikan kesejahteraan pegawainya. Tapi justru banyak CV yang mau memberikan jaminan yang lebih baik.

***
Kesimpulan dari bahasan kali ini adalah janganlah masyarakat terpaku pada stigma-stigma tersebut. Kalau ingin menjadi pegawai yang sukses, ya harus punya pemikiran terbuka. Banyak pilihan yang bisa dicoba dan bisa membuat pegawai lebih berkembang.

Khususnya bagi anak-anak muda yang baru lulus sekolah dan ingin mencari pekerjaan, janganlah mengikuti stigma-stigma di atas secara penuh. Kalian generasi penerus harus lebih aktif dan giat untuk memperdalam ketrampilan daripada hanya berkutat pada pemikiran yang tak selamanya benar.

Originally posted 2020-11-26 15:13:20.

Similar Posts

2 Comments

  1. Lahir dari keluarga yang hampir semua PNS dan aku di paksa jadi PNS juga, tapi lelah dengar yang namanya PNS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *